Konon dahulu tidak ada konsep waktu, jam dan kalender. Orang ingin menandai berlalunya waktu tetapi tidak tahu caranya. Oleh karena itu, mereka meminta saran dari kaisar. Kaisar mempertimbangkan hal ini dan kenudian memberi saran: “untuk melambangkan waktu, gunakanlah nama-nama hewan karena hewan dan manusia sudah saling kenal dan nama-nama hewan mudah diingat. Tetapi terlebih dahulu harus diadakan perlombaan hewan-hewan menyeberangi sungai untuk menentukan hewan mana yang namanya akan digunakan untuk menandai waktu.”
Perlombaan pun diadakan dan dihadiri berbagai hewan. Kucing dan tikus yang berteman baik bersama-sama mencari cara terbaik untuk menyeberang sungai karena mereka tidak bisa berenang. Mereka memutuskan untuk menanyakan pendapat kerbau. Kerbau yang tulus dan baik hati bersedia membawa mereka menyeberang. Perlombaan dimulia dan kerbau yang dapat berenang muncul sebagai pemimpin.
Sewaktu mereka hamper mencapai garis akhir, kucing dengan bangganya muncul dan mengatakan mereka bertiga yang pertama sampai. Namun, tikus yang licik dan egois diam-diam menyeberang dahulu ke garis akhir. Ia memanfaatkan kelengahan kucing dan mendorongnya ke sungai. Tikus kemudian melompat ke belakang telinga kerbau. Kerbau kaget dan berenang ke garis akhir. Sewaktu ia mencapai tepi sungai, tikus melompat ke depan dan merebut kemenangan, diikuti oleh kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing kemudian babi. Kucing yang kecapaian akhirnya merangkak ke tepi sungai tetapi perlombaan sudah berakhir.
Kucing sangt marah kepada tikus dan tiap kali mereka bertemu, kucing berusaha menggigitnya.
Kemudian ia melaporkan kejahatan tikus kepada semua kucing. Sejak saat itu mereka saling bermusuhan. Tikus menyadari kesalahannya dan mengasingkan diri ke tempat yang gelap dan suram.
Kelinci yang tidak bisa berenang, melompati kepala-kepala hewan lain. Mulutnya menjadi unik karena lari terlalu kencang. Setelah menyeberang ke garis akhir, ia lari ke pohon.
Naga seharusnya mendapat tempat tertinggi di dalam perlombaan tetapi ia sedang sibuk membuat petir dan kilat di langit. Karena lengah, suara petir menjadi terlalu keras sehingga membuat ia menjadi tuli. Akibatnya, ia tidak mendengar aba-aba awal perlombaan dan harus puas di empat kelima.
Ular menakut-nakuti kuda untuk mengalahkannya, kemudian mendahului kuda. Sayangnya, ular berlari terlalu cepat. Akibatnya, empat kakinya patah sehingga ia tidak berkaki lagi.
Kambing, monyet dan ayam sepakat menyeberangi bersam. Ayam memanggul monyet dan monyet memanggul kambing. Sewaktu mereka menyeberang, kambing yang menjadi pengamat melihat anjing sedang mandi di sungai. Dengan nakalnya, kambingpun membentak anjing sehingga anjinh meneruskan perlombaan tetapi berakhir pada nomor satu dari belakang. Namun, anjing tidak begitu peduli.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar